Smartphone Kodak Ektra menjadi salah satu ponsel gres yang cukup menyita perhatian. Salah satu pionir produk kamera yang sempat gulung tikar beberapa tahun kemudian ini dengan berani berdiri dari tidurnya dan alih-alih kembali ke industri fotografi yang menjadi core competence-nya justru ia menerjukan diri ke industri ponsel yang meski menarik hati namun sarat kompetisi.
Kodak Ektra sendiri bahwasanya bukan smartphone pertama yang dibentuk oleh Kodak, tahun kemudian mereka sempat merilis ponsel Kodak IM5 namun memang tidak terlalu menerima perhatian publik sebagaimana diterima oleh Ektra.
Proses manufakturnya sendiri tidak dilakukan secara internal melainkan dimaklonkan pada sebuah perusahaan berjulukan Bullit yang berbasis di Inggris dan cukup berpengalaman memproduksi ponsel untuk perusahaan lain ibarat CAT. Walau demikian desain yang menjadi ciri khas Kodak memperlihatkan besarnnya tugas perusahaan yang pernah merajai dunia fotografi tersebut dalam merancang Kodak Ektra.
Menelaah Desain Ponsel Baru Kodak Ektra
Desain atau penampilan Kodak Ektra mempunyai kemiripan berpengaruh dengan salah satu kamera legendaris yang pernah diproduksi oleh perusahaan tersebut pada tahun 1941. Kamera yang dimaksud kala itu juga dinamai Ektra. Dan sama halnya dengan kamera dengan nama sama tersebut ponsel Kodak Ektra dibentuk dengan material logam berbalut soft faux-leather. Bahkan desain melengkung pada salah satu sisi yang dulu menjadi ciri khas kamera buatan Kodak turut diaplikasikan pada ponsel tersebut.
Bukan kesan premium saja yang sanggup ditonjolkan oleh smartphone buatan Kodak itu lewat desain serta materialnya, desain melengkung di bab tepi kanan membuatnya ergonomis kala dipakai untuk memfoto pada posisi landscape. Hanya saja bagaimana kenyamanannya kala difungsikan sebagai ponsel sehari-hari masih perlu dikaji lewat review lebih mendalam yang rencananya akan dilakukan tim Dombort beberapa waktu kedepan.
Sekilas saja desain yang mengatakan nilai ergonomis ekstra bagi smarpthone kala difungsikan sebagai kamera bukan pertama kali dilakukan oleh Kodak. Sebelumnya modul kamera Cam Plus milik LG G5 serta modul Hasselblad True Zoom pada Motorola Moto Z sudah lebih dahulu menempuh upaya sejenis. Sejauh ini sepertinya Hasselblad True Zoom yakni yang paling ergonomis sementara Cam Plus yang paling tidak ideal. Ektra sendiri berada di tengah-tengah antara kedua kompetitor tersebut.
Berpatokan dengan nama serta gambaran merek Kodak, berikut fakta bahwa Ektra mengadopsi nama serta penampilan dari kamera Ektra yang legendaris masuk akal rasanya bila kebanyakan orang bakal mempersepsi bahwa fitur kamera merupakan keunggulan atau setidaknya key-selling point dari Kodak Ektra. Herannya dalam pengujian awal proses pengambilan foto terbilang lambat untuk ukuran kamera smartphone modern.
Bagaimanapun rilis resmi dari ponsel Kodak Ektra ini gres akan dilakukan pada bulan Desember mendatang, bisa jadi perangkat lunaknya memang belum tepat dan masih dalam proses penyempurnaan sampai ketika rilis resmi bulan depan.
Terlepas daripada itu sisi perangkat keras kameranya sendiri tampak menjanjikan. Lensa 26,5 mm dengan bukaan f/2.0 berikut PDAF, OIS serta dual LED flash setidaknya secara teoritis terdengar penuh potensi.
Kemajuan pesat teknologi kamera smartphone cukup umur ini yang menyebabkan beberapa pabrikan berani memperlihatkan optical zoom tenyata tidak diikuti oleh Kodak sang maestro industri fotografi. Alih-alih memperlihatkan fitur tersebut Kodak Ektra menunggulkan sensor 21 MP besutan Sony. Secara teoritis memang kamera ponsel Kodak Ektra ini bisa menghasilkan kualitas foto lebih baik ketimbang kompetitor yang ada ketika ini, namun tentu saja perlu pengujian lebih lanjut untuk menarik kesimpulan.
Kamera sekunder atau yang belakangan ini lebih kerap disebut sebagai kamera selfie pada ponsel Kodak ini juga cukup menjanjikan. Sensor 13 MP dengan lensa f/2.2 �nya sudah dilengkapi pula fitur PDAF yang masih absurd diketemukan pada kamera selfie yang ada di pasaran ketika ini.
Di luar dari semua itu keunggulan utama kamera smartphone Kodak Ektra yang eksklusif kentara pada versi pra rilis ini yakni onscreen control dial yang kinerjanya lebih kurang sama ibarat mode dial pada kamera digital. Pengguna bisa dengan gampang mengubah-ubah mode maupun scence dengan merotasi memakai jari. Mode itu sendiri terdiri atas HDR, Landscape, Portrait, Macro, Sport, Night-time, Panorama, Bokeh dan Smart Auto disamping juga mode manual yang memberi keleluasaan pengguna memilih setting ISO, exposure, white balance, focal lenght, mechanical aperture dan bahkan shutter speed.
Sejauh ini sepertinya selama Kodak sukses menyempurnakan sisi perangkat lunak sebelum Ektra dirilis secara resmi potensi smartphone seharga Rp 8 Juta-an ini cukup besar setidaknya di kalangan pengguna yang sudah bersahabat dengan merek Kodak dan mempunyai tuntutan tinggi terhadap kualitas kamera sekalipun itu sekedar kamera smartphone.
Dalam versi pra-rilis ini sendiri cukup banyak aplikasi pendukung fotografi yang disertakan oleh pihak pabrikan dalam paket software Kodak Super 8.
Sementara pada sisi teknis perangkat keras sendiri sang produsen memercayakan performa smartphone besutannya pada chipset Helio X20 buatan MediaTek yang mengantongi prosesor deca-core 2.3 GHz didampingi oleh RAM berkapasitas 3 GB. Performa chipset ini sendiri sayangnya belum teruji setidaknya kala goresan pena ini dibuat, alhasil belum bisa diketahui bagaimana kemampuannya bila dikomparasi dengan Snapdragon 821 buatan Qualcomm atau Exynos 8890 buatan Samsung yang menjadi benchmark untuk di kelas high-end ketika ini.
Setidaknya dalam pengujian awal sistem operasi Android Marshmallow yang dijalankan terasa fluid serta responsif. Sayangnya Kodak sendiri menyebut bahwa mereka tidak berencana menyediakan update Android Nougat dalam waktu dekat.
Walau menarik dari sisi modul kamera di lain pihak kamera tidak tampak terlalu menerima perhatian oleh sang produsen. Kamera berukuran 5 inch ini sekedar memperlihatkan resolusi setara FHD atau 1080 x 1920 pixels. Walau tingkat resolusi tersebut masih dalam kategori layak untuk ketika ini justru yang sedikit mencemaskan yakni tingkat kecerahan layar yang tidak tampak terlalu mumpuni kala dipakai di luar ruangan. Kondisi ini tidak bisa disepelekan, lantaran Kodak Ektra mengedepankan modul kamera sebagai key selling point sementara tingkat kecerahan layar yang tidak memadai bakal menganggu kemampuannya dipakai memfoto di luar ruangan lebih-lebih kala terpapar matahari langsung.
Dan bila Kodak memang serius menempatkan dirinya sebagai pemain penting diantara merek-merek yang sudah lebih dulu mapan di industri ini maka tak bisa diingkari bahwa layar masih menjadi fitur yang dipersepsi penting oleh konsumen smartphone. Tingkat akurasi warna layar Kodak Ektra sendiri masih jauh dari ideal bila membandingkannya dengan ponsel buatan Samsung, Apple, LG dan bahkan Xiaomi.
Ponsel Kodak Ektra mengandalkan baterai tanam berkapasitas 3000 mAh yang untuk review tahap awal ini belum bisa diketahui daya tahannya. Ponsel Android yang memperlihatkan kapasitas memori internal 32 GB dan opsi perluasan memori eksternal via keping microSD ini juga sudah mengadopsi port USB tipe C.
Impresi Awal Ponsel Baru Kodak Ektra
Secara subjektif sehabis mengamati unit pra-rilis Kodak Ektra tim Dombort cukup terpesona dengan potensi yang dimiliki oleh smartphone bermerek Kodak tersebut. Memang di beberapa poin pihak produsen masih perlu melaksanakan peningkatan serius bila ingin bersaing dengan merek-merek mapan di industri yang gres digelutinya. Namun potensi yang dimiliki setidaknya dari sisi kamera layak dinanti.
Ponsel gres Kodak Ektra ini rencananya bakal mulai dijual di pasaran Eropa pada bulan Desember mendatang, akankah ia hadir juga di pasar luar Eropa termasuk Indonesia sampai ketika ini masih belum ada kabar resmi